Selasa, 11 Mei 2010

Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian


Petunjuk Servis


Komponen-komponen pengapian otomotif itu kompleks dan seringkali rapuh, karenanya selalulah berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis.

Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan.


Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak di

Peringatan:

aktifkan.

Amati prosedur yang dianjurkan berikut.

Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan:

    • Kecelakaan atau kematian

    • Kebakaran kendaraan

    • Kerusakan engine

    • Kerusakan komponen elektronik.

Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman.


Pencegahan:

Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil.

* Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.

* Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori kontrol jelajah.

Catatan:

Perangkat pengaman memori tersedia.

Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.


Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian

Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.


Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian.


    • Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.

    • Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat.

    • Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.

    • Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.

    • Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-elektrodanya terbakar.

    • Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.


Unjuk Kerja Sistem Pengapian

Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting.

Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:

* unjuk kerja engine/kendaraan rendah

* terjadinya pemborosan bahan bakar

* tingkat emisi tinggi

Peringatan:

Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal.

Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan ‘penguji busi’.

Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding).

Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati celah tanpa gagal.

Catatan:

Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan.

Penyebab-penyebab yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja.

Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi:

    • Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor.

    • Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak.

    • Isolasi coil pengapian rusak/pecah.

    • Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar.

    • Lilitan sekunder coil pengapian rusak.

Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer:

    • Sekring pengapian berbunyi

    • Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.)

    • Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak.

    • Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat.

    • Kondensor pengapian rusak.

    • Lilitan primer grounded.

    • Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja.

    • Generator sinyal rusak.

Saat Pengapian Gagal:

    • Saat pengapian.

    • Pengaturan timing yang tidak tepat.

    • Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat.

    • Unit advance vacuum rusak.

    • Mekanisme advance mekanik rusak.

    • Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi.

    • Generator sinyal tidak berfungsi.

    • Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak.

Program ini membahas tentang penggunaan instrumen pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspek-aspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek.


Voltmeter dan Ampermeter

Voltmeter dan ampermeter digunakan dengan cara yang biasa untuk menentukan:

    • Tegangan kerja system dan penurunan tegangan.

    • Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC.

    • Status sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian.

    • Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen.

Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke rangkaian kendaraan.


Multimeter Digital

Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik.

Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen.

Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.

Fungsi frekuensi mampu mengukur:

    • Ketersediaan output generator sinyal.

    • Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin.

    • Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.

Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian:

    • Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system.

    • Dioda operasi system.

    • Keterpakaian transistor daya.

    • Kontinuitas rangkaian.


Dwell Meter

Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu.

Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah.

Jika sudut dwell terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil) tegangan induksi primer akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnit pada koil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan sekunder menjadi rendah.

Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki.

Pengoperasian Meter

Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder.

Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan setel celah kontak poin. Periksa kembali pembacaan dwell meter.

Catatan:

    • Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.

    • Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.


Timing Light

Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston.

Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik.


Gambar 5. Timing Light


Pengoperasian Timing Light

    • Timing light harus dihubungkan langsung ke baterai kendaraan untuk menghasilkan arus pengoperasian dan pick-up induksi dihubungkan ke kabel busi no. 1 untuk memicu pengoperasian lampu.

    • Bersihkan dan atau tandai tanda-tanda saat pengapian engine dengan kapur.

    • Temukan kondisi engine yang harus ditetapkan sebelum saat pengapian diperiksa atau diatur.

Misalnya: - kecepatan idle

- selang vacuum yang harus dihubungkan atau dilepaskan

- Asesoris yang harus dihidupkan atau dimatikan.

    • Hidupkan engine.

    • Arahkan timing light ke tanda timing. Atur badan distributor untuk menghasilkan saat pengapian engine sesuai dengan spesifikasi pabriknya.

Catatan:

    • Selalulah mengikuti instruksi pengoperasian timing light.

    • Selalulah menentukan saat pengapian sesuai spesifikasinya.

Meter Pengecek Timing Advance

Meter pengecek timing advance bergabung baik dengan engine analyzer maupun dengan beberapa timing light. Skala dikalibrasi dalam derajat advance.

Ada saklar putar dengan posisi ‘off’ yang memungkinkan saat pengapian diatur. Dengan memutar penuh saklar pengoperasian cahaya dapat diubah.

Dengan mengubah RPM engine atau vacuum yang diterapkan pada unit vacuum advance tanda timing pada pulley engine akan bergerak. Saklar putar akan memungkinkan lampu sorot menggerakkan tanda timing kembali ke posisi pengaturan saat pengapian.

Meter pengecek advance akan menunjukkan derajat adance engine untuk kondisi pengoprasian engine.

Catatan:

    • Ikuti instruksi pengoperasian peralatan.

    • Selalu gunakan engine sesuai spesifikasi pabrik.


Pengetesan Komponen Sistem Pengapian

Koil Pengapian


Pengecekan Lilitan Primer

Pemeriksaan resistansi dan kontinu harus dilakukan untuk mengetes lilitan primer. Untuk mengetes lilitan primer, bacaan ohmmeter bawah dihubungkan pada kedua terminal primer, dan bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik.

Contoh: Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm

Koil Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm

Koil Hei – 0,8 sampai 1 Ohm.


Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian kontinu dan faktanya tidak ada yang korslet.


Coil Lilitan Sekunder

Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi dan test kontinu harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada. Pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.


Pengecekan Massa Isolasi

Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil.

Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.

Pengujian Output

Test output sekunder harus juga diterapkan pada koil dengan menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu secara reguler pada lilitan primer.

Catatan:

Hal ini meniru pengoperasian rangkaian primer pengaian bila enginenya sedang bekerja.

Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13mm.

Catatan:

Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.

Catatan penting: - Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.

Alat uji output koil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik.

Coil yang digunakan pada system pengapian elektronik berenerji tinggi mempunyai resistansi primer yang sangat rendah. Pengujian coil ini dengan menggunakan alat uji coil yang tidak dirancang untuk hal tersebut dapat menyebabkan alat ini mengalami panas berlebihan (overheat) dimana hal ini dapat membuatnya meledak, atau menyembur pada katup pengaman yang ada, menyirami operator dengan oli yang mendidih dan menyebabkan kecelakaan yang berat.


Kondensor Pengapian

Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor.

Kebocoran – untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.

Kapasitas – untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.

Resistansi seri – untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.

Alat ukur kondensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine.

Gunakan instruksi penggunaan meter untuk mendapatkan hasil pengujian yang benar.


Kontak Point


Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi walaupun berharga murah yang sangat penting dalam system pengapian. Jika ada keragu-raguan terhadap kontak point segeralah ganti.

Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukkan salah satu dari:

    • celah terlalu kecil.

    • Kondensor rusak

    • Lilitan koil rusak.

Pemeriksaan lainnya:

    • kekuatan pegas.

    • Kabel listrik dan sambungan.

    • Celah kontak point.

    • Keausan poros cam distriburtor.


Ballast Resistor


Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja.

Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.


Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor

Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakana ohmmeter.



Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya.

Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.


Kapasitor

Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan:

  • Kapasitas kapasitor

  • Resistansi atau kebocoran insulator

  • Resistansi seri

  • Hubungan singkat atau ke massa

  • Hubungan singkat internal rangkaian.

Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian:

  • Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor.

  • Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.

  • Hidupkan alat uji.

  • Putar tombol penguji ke arah ‘ capacity’

  • Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.

  • Putar tombol penguji ke arah ‘leakage’.

  • Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah.

  • Putar tombol penguji ke arah ‘series resistance’.

  • Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.

Catatan:

Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop.

Pembangkit Pulsa

Untuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik

  • Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah.

  • Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.

  • Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.


Modul Pengendali Pengapian Elektronik

Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik.

Instrumen pengujian yang digunakan adalah:

  • Ohmmeter.

  • Voltmeter.

  • Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V.

Kamis, 22 April 2010

SEJARAH OTOMOTIF DUNIA

SEJARAH OTOMOTIF DUNIA

Sejarah dunia otomotif dimulai ketika Nicolaus August Otto menemukan mesin motor pada tahun 1876. Kemudian, pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan bakar minyak yang memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain mobil. Penemuan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang mechanical engineer yang pertama kali membangun mobil praktis yang dijalankan oleh mesin yang disebut sebagai internal-combustion engine pada tahun 1985.

Di Amerika, John W. Lambert menemukan mobil bertenaga bensin pada tahun 1891. Duryea Brothers menjadi perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual kendaraan tersebut kepada publik. Segalanya mungkin berjalan tidak terlalu signifikan, sampai pada akhirnya Henry Ford meluncurkan Model-T yang fenomenal itu, dilengkapi dengan sistem transmisi dan desain yang lebih baik. Model pertama diproduksi tahun 1908 dan terus mengalami perubahan hingga tahun 1980.

Masih bicara soal transportasi darat, di bidang per-keretaapi-an, sejarah dimulai ketika George Stephenson merancang kereta api uap pertama di tahun 1824. Meskipun memang benar bahwa steam engine telah ditemukan James Watt jauh sebelum itu. Baru pada tahun 1924 kemudian kereta api uap mengalami perkembangan yang matang dan tersebar hingga ke seluruh dunia. Disusul kemudian oleh lahirnya kereta api diesel pada tahun 1960an. Setelah mengalami vakum yang agak lama, muncullah kereta api super cepat berbasis teknologi Maglev yang sebetulnya masih berada pada pertumbuhan awal. Kendati demikian, kita bisa melihat TGV dan Shinkansen dengan penuh kekaguman dan ketakjuban yang tiada terperi.

Sementara itu, di dunia aeronautika, sejarah bercerita jauh lebih panjang. Konon, pada tahun 852 seorang ilmuwan Muslim bernama Armen Firman meloncat dari sebuah menara di Cordoba (Spanyol) dan melayang menggunakan jubah yang dikenakan sebagai parasut. Pada tahun 875, Abbas Ibn Firnas mengulang aksi nekad Firman. Sayangnya, ia menderita cidera punggung yang berakibat pada kematian beberapa tahun kemudian. Baghdad kemudian menggunakan nama Firnas sebagai nama bandara untuk mengenangnya.

Berabad-abad kemudian, orang terus beranggapan bahwa manusia terbang harus dengan sayap. Bahkan lukisan DaVinci yang terkenal di tahun 1500an itu juga menyiratkan hal yang demikian. Cerita menjadi agak berubah ketika Sir George Cayley di tahun 1799 merumuskan konsep pesawat di mana harus memiliki sayap, ekor, dan sebagainya. Lucunya, konsep ini dituliskan pada sekeping uang perak yang dibuat pada tahun tersebut.

Cayley kemudian membuat glider sesuai konsepnya itu dan menyuruh pengemudi keretanya (coachman) untuk mencobanya, tetapi tidak ada pencapaian hasil yang jelas. Adalah Otto Lilienthal yang kemudian menjadi orang pertama yang membuat glider sekaligus mencoba melayangkannya sesaat. Hasil eksperimen tersebut dipublikasikan, tetapi sayangnya, suatu hari ketika ia melakukan percobaan, terjadi hembusan angin yang membuatnya terjungkal dan meninggal dunia.

Pada tanggal 28 November 1896, seorang professor bernama Samuel Langley dari Smithsonian Institute berhasil membuat pesawat tanpa awak yang mampu terbang hingga ketinggian 4.200 kaki dengan kecepatan 30 mph. Langley kemudian meminta dana riset dari Departemen Pertahanan Amerika sebesar US$ 5.000 untuk merancang pesawat terbang berawak. Dua kali percobaan yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober 1903 dan 9 Desember 1903 hanya membuahkan kegagalan. Percobaan pertama mengakibatkan sayap pesawat patah tanpa meninggalkan darat. Sementara pada percobaan kedua pesawat tak mampu terbang dan jatuh tercebur di Sungai Potomac. Meski demikian, atas jasanya di bidang aeronautika, nama Langley diabadikan sebagai nama lab terkenal: NASA Langley.

Jeda 8 hari setelah percobaan kedua Langley, Kitty Hawk karya Wrights bersaudara mencatat sejarah sebagai pesawat terbang pertama dengan kekuatan mesin yang mampu terbang dan mencapai ketinggian melebihi starting pointnya. Inilah kali pertama manusia berhasil mengalahkan gravitasi. Wrights bersaudara tetap melakukan perbaikan atas temuannya itu, seperti juga banyak ilmuwan di Perancis, Inggris, Jerman, Rusia, Australia, dan sebagainya. Namun, Wright Bros lah yang menarik perhatian setelah memukau masyarakat ramai di Paris. Ia kemudian menjual idenya kepada Departemen Pertahanan Amerika. Hasilnya, tak lama kemudian Angkatan Bersenjata Amerika memiliki beberapa “pesawat tempur” di mana sang pilot melempar bom dengan tangannya untuk menghabisi musuh di darat.

Ketika PD I meletus di tahun 1929, pesawat bersayap ganda sudah lazim ditemui. Kemudian di tahun 1926, Charles Lindberg untuk pertama kalinya melintasi Laut Atlantik dengan sukses. Inilah titik awal ketika pesawat diperlakukan sebagai alat transportasi, bukan sekedar hobi atau mainan seperti sebelumnya. Ketika PD II meletus di tahun 1940an, pesawat tempur sudah jauh lebih canggih. Airlines dengan propeller bermunculan. Dan di tahun 1950an, mesin jet (Boeing 707) mulai beroperasi dan istilah “jet set” atau transportasi jet mulai dikenal.

Pada tahun 1960 an, pesawat supersonik (Concorde) mulai beroperasi. Sayangnya, kendati Rusia telah berhasil meluncurkan satelit pertama (1957) dan Amerika sukses mendaratkan manusia di bulan (1969), perkembangan di dunia aeronautika nyaris mandeg. Memang benar bahwa keberhasilan Rusia dan Amerika tersebut lebih disebabkan oleh faktor politis (perang dingin) ketimbang faktor penemuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan umat manusia. Memang benar pula bahwa teknologi baru awalnya tumbuh dengan sangat lambat, kemudian mencapai titik di mana inovasi terus menghujani, dan tak lama kemudian mencapai tahap matang. Setelah itu perkembangan teknologi kembali berjalan dengan lambat. Periode antara tersebut, kalau dihitung, rata-rata sekitar 40 tahun.

Dengan menggunakan perhitungan di atas, seharusnya saat ini manusia mampu terbang dengan kecepatan hipersonik atau melampaui atmosfer menuju luar angkasa. Sayangnya, akibat dana penelitian yang mahal (atau nuansa politis yang kental), baik Rusia maupun Amerika tidak lagi ngotot mengembangkan space shuttle. Wahana angkasa memang menjadi monopoli tersendiri yang teramat mahal. Akan tetapi, bagi segelintir kalangan, bisa menjadi peluang bisnis milyaran (atau trilyunan) dolar.

Untuk mendapatkan pesawat angkasa yang jauh lebih murah dari gawean NASA dan para kontraktornya, digelarlah X-Prize dengan hadiah senilai US$ 10 juta bagi siapa pun yang mampu terbang setinggi 100 km atau lebih dengan membawa pilot dan 2 penumpang atau berat ekuivalennya. Ada banyak orang “gila” yang tertarik berlomba, salah satunya Burt Rutan yang didanai oleh Paul Allen.

SpaceshipOne buatan Rutan keluar menjadi pemenang. Dana yang digelontorkan lebih dari US$ 20 juta, tetapi motivasi untuk meraih peluang bisnis wisata angkasa luar menjadikan US$ 20 juta seolah-olah nothing. Proyek tersebut dilanjutkan dengan SpaceshipTwo yang bisa mengangkut hingga 8 orang dan akan siap di tahun 2007 atau 2008. Konon, Virgin Galactic sudah memesan 3 pesawat SpaceshipTwo.

Selain X-Prize, Bigelow -seorang jutawan pemilik hotel-hotel murahan- juga menggelar award serupa dengan hadiah US$ 50 juta plus kontrak membuat pesawat bagi siapa saja yang bisa membuat pesawat untuk mengangkut wisatawan mengelilingi bumi beberapa kali. Ia telah membuat perusahaan Bigelow Aerospace yang melakukan riset tentang bagaimana struktur bangunan yang tepat untuk hotel angkasa. Hasilnya cukup mengagumkan dan teknologinya dibeli NASA untuk perbaikan space shuttle. Tentu saja, harga ini jauh lebih murah daripada membeli dari kontraktor seperti Boeing atau Lockheed Martin. Bigelow sadar bahwa mimpi untuk membuat hotel angkasa tidak pernah bisa terwujud tanpa sistem transportasi yang murah.

Tentu saja ini semua bukan bualan omong kosong. Banyak perusahaan baru dengan 50 atau 100 karyawan jenius dan backup dana yang kuat dari investor bermunculan. Angkasa luar adalah milik masyarakat biasa, bukan lagi monopoli pemerintah atau negara. Dengan lahirnya industri baru yang padat otak dan padat modal, wisata angkasa luar bukan sesuatu yang mustahil. Saat ini, Rusia bisa membawa kita berjalan-jalan ke Stasiun MIR dengan harga US$ 20 juta. Tapi beberapa tahun mendatang, tarif tersebut akan menurun secara signifikan.

Tak lama lagi kita akan merasa “biasa” ketika mendengar orang-orang bekerja di angkasa luar, berbulan madu 100 km di luar bumi, atau menjadi pegawai hotel di bulan. Kolonisasi bulan atau kolonisasi Mars adalah masa depan. Kelak, eksplorasi dan eksploitasi barang tambang mungkin akan terjadi di bulan atau di planet lain yang memang sangat kaya akan mineral. Masa depan tersebut adalah milik industri kecil dengan kemampuan besar. Dan kalau 20 tahun belakangan orang terkaya dunia adalah Bill Gates, maka 20 tahun mendatang orang terkaya dunia adalah entrepreneur yang mampu berinovasi membawa manusia ke luar angkasa dengan biaya yang efektif dan efisien, serta mengemasnya dalam suatu layanan yang bernilai tambah

Selasa, 20 April 2010

PEMERIKSAAN PROPELLER SHAFT

Pemeriksaan komponen dilakukan dengan melepas unit propeller, yakni dengan melepas baut pengikat flange yoke ke differential dan melepaskan center bearing (pada propeller 3 joint). Setelah propeller terlepas lakukan pemeriksaan :
(1). Kebengkokan poros propeller depan dan belated.
Dengan menggunakan V-blok dan dial tester indikator ukurlah run-out poros (kebengkokan). Run-out max. = 0.8 mm
(2). Keausan dan kekocakan bantalan spider.
Putar spider dan pastikan bahwa tidak ada hambatan saat berputar. Periksa juga kebebasan aksial spider bearing oleh putaran yoke ketika tertahan poros dengan kuat. Kebebasan axial max. 0.05 mm.
(3). Periksa clearance antara universal joint spider dan needle roller bearing
(4). Keausan dan kerusakan center support bearing
Periksalah bahwa bearing dapat berputar dengan bebas tanpa hambatan namun tidak longgar/ goyang/ kocak.
(5). Pemeriksaan keausan alur-alur sleeve yoke
Lakukan pengamatan secara visual terhadap kondisi spline. Lakukan pengujian dengan memasangkan sleeve yoke ke poros lalu putar bolak-balik sleeve yoke dan gerakkan maju-mundur (axial). Pastikan tidak terjadi kekocakan yang berlebihan tetapi bisa bergerak maju-mundur dengan lancar.
(6). Pemeriksaan keausan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang.
Menggunakan metode yang sama dengan di atas lakukan pengecekan alur-alur ujung propeller depan terhadap flange maupun yoke propeller belakang
(7). Pemeriksaan karet bushing maupun penutup debu pada center bearing.
Lakukan pengamatan terhadap kondisi karet bushing maupun karet penutup debu pada center bearing.
(8). Pemeriksaan keseimbangan/ balance poros propeller.
Menggunakan alat khusus (roller instrument) lakukan pengecekan ketidak seimbangan poros propeller. Bila ditemukan tidak seimbang (un-balance) maka lakukan balancing dengan memasang bobot pemberat tertentu.

Setelah pemeriksaan dan penyebab kesalahan atau kerusakan ditemukan maka segera dilakukan perbaikan atau penggantian dengan pembongkaran. Pada saat sebelum melakukan pembongkaran poros propeller sebaiknya diberikan tanda pada bagian-bagian yang berpasangan (gb. 23). Pemasangan poros propeller setelah dilakukan pembongkaran harus memperhatikan tanda-tanda yang telah dibuat atau dengan memperhatikan pola pemasangan poros propeller yang terdapat pada buku manual dari kendaraan tersebut